Senin, 17 Desember 2012

Mata Rantai Terputus (Generasi 90-an - Generasi Bahagia)



Vanya Hamdani :

Paska mata rantai terputus tanpa terwarisi...
Jangankan Musyawarah sebagai teatrikal aplikasi Pancasila 27 Juli...
Aneka ragam permainan Tradisional Anak-anak ikut tergerus dan teramputasi...
Paska Srikandi berubah Hello Kitty sampai Gatot Kaca berubah Rugrats menghias televisi...
Ghea Amanda :

Ini adalah momentum dipenghujung hari...
Ketika canda dan tawa dibeli oleh teknologi...
Dimana lingkungan serupa lapangan kian tidak berarti...
Sehingga setiap dari khalayak gerak anak lupa sosialisasi...


Bersama membangun solidaritas massa aksi berbenah masyarakat madani...
Dimana musyawarah berjibaku setara kebutuhan sehari-hari...
Menapak lapangan dan taman tawa anak-anak disore hari...
Bermain rebut benteng, tapak sodor, ataupun galaksi...


Memacu kebersamaan tanpa pandang kelas-kelas materi...
Siapapun bisa memiliki...

Kehangatan canda tawa tanpa harus merogoh uang jajan tiada arti...
Khalayak akan berseri...
Jika setiap anak menghiasi keceriaan dimuka bumi...
Dan setiap rumah saling mengenal bahu membahu dalam bingkai gotong royong tanpa prasangka angkuh serupa susunan rumah Real Estate yang terpasung pagar menjulang menutup diri...

Serupa Pesta DEMOKRASI yang terkurung dalam bilik suara tanpa paham perhitungan tolak ukur situasi yang sedang dihadapi...

Individual angkuh memilih tanpa saling mengenal kualitas pribadi...


Pasca Air Hujan Mengubah Takdir


Ketika mata memandang langit yang sendu...
Air Hujan jatuh tanpa memilah dimana ia akan jatuh tertuju...
Serupa nestapa yang membeku...
Kian membatuTanpa mampu mengubah segala yang dikelilingi benalu...


Sampai kapankah seperti itu ???


Padahal kawanan badai siap menyapu...
Dipenghujung bulan yang pasti akan datang berlalu...
Menggeser semua air menghempas segala varian virus membisu...
Serupa roda REVOLUSI 
yang menghempas zaman yang kiat kolot tanpa tau apa yang dituju...

Ketika semua benalu rontok dari liang lahat sampai liang senggama para penipu...
Setiap dari jiwa akan terpanggil memapah cita-cita awal bangkit dan tak berulang menipu...
Serupa pemanggul kitab yang tercerahkan paska hakekat sudah merasuk kalbu...
Sehingga setiap teks yang terbaca adalah api spiritualnya bukan semata - mata abu...

Sekolah Pelacuran



Kita berpijak dibumi yang sudah terkontaminasi...
Segala macam virus bakteri serupa wabah AIDS menghantui...
Dimana cinta kasih hanya terucap dalam janji...
Pasca realita membaca keadilan dicabuli...


Terlelap hati nurani dicecoki CTM sejak dini...
Sekolah atau Kampus hampir serupa Gang Dolly dimalam hari...
Sperma tercecer dalam liang senggama tidak tahu diri...
Pendidik dan Terdidik hanya kamuflase kertas
nilai sogok sana-sini...


Ketika rupa wajah generasi muda tidak lebih dari pemuas hasrat generasi tua berpesta cabul sampai tenggelamnya hari...
Dimana kebobrokan tiada ada batas lagi...
Tiada etika dijunjung hanya ada lendir dan seperangkat alat kontrasepsi...
Paska khalayak menikmati setiap penestrasi batang anjing pejabat berdasi...

Lembaga pendidikan tidak ubahnya rumah bordil...
Dan siswa-siswi didalamnya mengantri untuk di gilir...
  



Reformasi Yang Mati




Ghea Amanda :

Analogi telah habis terkikis ketika rupa para najis sudah tidak bisa lagi tergambar dengan kata-kata sadis...
Rezim berperawakan babi mencoba terus eksis...
Dengan lakon bertingkah tulus...
Dalam hati berjiwa Iblis...


Laknat dini hari mencoba melukiskan gejolak negara dibawah tirani fasis...
Menjadikan Pancasila alat pembenaran ambisi para anjing kompromis...
Berwajah Reformis ala Amin Rais...

Sundal aktivis kompromis...

Vanya Hamdani :


Paska ORDE BARU runtuh dalam pelukan REFORMIS...
Anjing-anjing koruptor tetap berkeliaran menampang muka untuk kembali eksis...
Tanpa dosa berganti kelamin PARTAI bengis dengan lebih santun namun tetap berwatak IBLIS...
Serupa pemuka agama golkar beruba
h menjadi pluralis...


Teatrikal BAKRI menyangkal LAPINDO serupa SBY menyangkal CENTURY saling menebar polutan berwajah SOEHARTO dengan BLBI dalam cengkraman Imperealis...
Sungguh KRONIS...
Kroni-kroni menebar jerat berkamuflase NASIONALIS...

Paska MARHAENISME dimasukan dalam TERALIS !!!
Soko Guru  dibiarkan melarat dan tragis...
Jendral-jendral berlumuran darah khalayak massa beserta kamuflase UANG MERAH berlomba-lomba menjadi capres - cawapres diujung kelam peluru para brutalis...
Membantai dengan bengis di hari tragis...

Penjajahan Yang Dijadikan Pahlawan


Ibu Pertiwi menangis...
Kisah Tragis yang tidak pernah usai disetiap jeda waktu mengais...
Hamparan kekayaan tiada menjadi berkah ditangan para Kompromis Reformis antek Imperealis...

Setiap jengkal tubuh Ibu Pertiwi diperkosa para korporasi sisa zaman kolonialis...
Berkembang dalam tubuh centeng-centeng generasi pemuja bhigot riba dalam perhitungan kapitalis...
 

Terkutuklah aku dan generasiku hanya dapat menyaksikan tanah airku dieksploitasi dalam sistem serupa kandang anjing sipilis...
Setiap gubuk keluarga merintih mengais sampah limbah sisa pesta pora para kompeni modernis...
Belenggu mata rantai disetiap 8 jam Indrustri memaksa pekerja berkompromi diatas tanah leluhurnya mengemis...

Serupa mata air Ibu Pertiwi yang seharusnya dapat dinikmati gratis...
Berubah dalam literan berkerat AQUA dan sungguh tragis...
Bertopeng Pahlawan disetiap media kapitalis...
Dari hasil pembodohan khalayak yang lupa amanat UUD45 serta hilangnya ruh Pancasilais...

Sehingga setiap konspirasi jahanam para Mafia Imperealis...
Dianggap pahlawan ditengah kemiskinan yang dibuat mereka secara strategis...

Toilet Paper (Note Bank)







Dipelantaran bangkai-bangkai para korban TIRANI di seluruh DUNIA...
Diantara kertas-kertas uang yang tercetak suka-suka...
Petinggi-petinggi Bank berkamuflase sistem anggaran cuci bokong para dewan menampik luka para khalayak massa...


Ketika suara RAKYAT tidak lebih berharga dari harga kertas suara...
Ketika kata TUHAN disetiap mata uang hanya untuk dizinahi para pelacur birokrasi mafia...

Lantas dimanakah keadilan berada ???


Ketika setiap konflik hanya ditunggangi BISNIS semata...
Ketika setiap etika diludahi , persetan anak-anak dan wanita hilang nyawa...
Slogan perdamaian tidak ubahnya dongeng dipagi buta...
Ketika tiada perang pun , anak-anak mati kelaparan perlahan dibelahan dunia ke tiga...

Anekdot IMF bertopeng bantuan dana...
Kong kalikong Bankir dan pejabat Tirani membuat Money Laundering menjadi hal yang biasa...

BANK dan KOPERASI sama saja...
Paska UANG serupa Kertas Toilet yang tercetak suka-suka...

"ATAS BERKAT RAHMAT TUHAN setiap INSTITUSI MENGHALALKAN PERCETAKAN UANG ILEGAL di atas DUSTA"

JIWA MERAH PUTIH


Jangan salahkan jika aku punya jiwa merah Membara...
Putih berkilauan menebar Asa...
Pancasila dan Undang-undang dasar seribu sembilan ratus empat puluh lima...
Akan terus menggema dalam setiap rima yang kujadikan serupa spirit orasi proklamasi Indonesia...


Yang tidak pernah padam walau digerogoti konspirasi para mafia di dunia...
Aku akan terus menolak menjadi bidak pasar ataupun menjadi kroni-kroni korporasi hagemoni tirani fasis kapitalis sampai nanti dipenghujung sangkakala bersua...

Hidup diantara Koma

Ketika ucap tergambar darah dan air mata...
Ketika rintihan tergambar ditumpukan batu bata...
Ketika mata anak - anak sudah kehilangan harapan dunia...
Paska harmonisasi keluarga hancur hanya karena harta...


Serupa musim virus H5N1 melanda...
Gejolak frustasi sengit pergulatan ditengah koma...
Meraba diantara tumpukan puing neraca keadilan yang sudah gila...
Negara berpaling muka melupakan
amanah menginjak setiap kepala...

Setiap gubuk rumah keluarga dihantui kecemasan masa depan tiada rupa...
Ketika nyawa tak bisa terasuransikan liang lahat pusara pun susah didapat dengan cuma-cuma...

Hidup diantara koma...
Mati diantara tanda tanya...
Kepastian tiada asa...
Ada negara terasa sia-sia...

Paska mulut sudah lelah bersuara...
Langit akan merah berurai air mata...
Memberangus segalanya...
Air bah luapan emosi terpendam dalam aksi massa...

Buta dan Buta...
Selamat menikmati angkara...

Anekdot Industri


Sekarang hampir dipastikan semua sampah dianggap berkualitas...
Era varian sudah tergerus kapasitas popularitas...
Industri menapak polutan entah apa esensi kualitas...
Ketika originalitas tidak dianggap lagi pantas...
Asal nikmat selera pasar semua berhaluan sama sampai akhir popularitas tuntas...
Serupa MBK tergerus Deodoran...
Serupa pejalan kaki kehilangan jalan, Trotoar tergerus sampah besi polutan berjalan...

Pasca Varian Musik dimasukan dalam teralis,

Ketika rating serupa penilaian konsumen majalah popular ala necis...
Asal mulus, musik sendu, menyayat sampai mampus...
Semua terpaket tersaji dalam Industri pop terikini yang serba praktis...

Ketika bakat termaginalkan hitungan populasi hedonis...
Plagiarism dianggap Hiegenis...

Terkukung dalam penestrasi kapitalis...
Berkeseniapun sudah pupus idealis...

Ketika anekdot industri macam najis...
Media Hiburan tidak lagi bersuara tradisionalis maupun Indonesian Style Modernis...

Original dan Idealis...

MATI



Ketika hari dimana mulut terbungkam ketakutan...
Hari dimana ajal mencekat kerongkongan...
Ketika air mata berbuah darah penyesalan...
Ketika waktu tak bisa kembali mundur berjalan...

Jeritan hati diantara koma tiada yang mendengar...
Mata terbelakak serupa usus keluar terhampar...

RIMA sadisme berkisah berkalung kematian...
Diantara belati sang pencabut kehidupan...


Kisah seorang anak terjerumus dalam keangkuhan...
Paska rupawan tidak menyelamatkan...
Paska harta tidak mampu membeli kesehatan...
Ketika tiada sahabat dan saudara yang memberi harapan...

Semua berkalung ketakutan dalam kesendirian...

Siapa yang akan menolong diri ini, jika bukan diri ini sendiri ???
Ketika mati, kita hanya ditemani sunyi...

TIDAK PUNYA OTAK


Sudah banyak tafsir bersimbahan di dalam realita...
Ketika segala referensi habis , menyerang pribadi adalah hal biasa...
Telinga cepat panas tak terbiasa mendengar cibiran diatas luka...
Argumentasipun goyah terjerumus , keangkuhan tiada kira...

Ketika TUHAN dipersalahkan prasangka, sedangkan Iman saja tidak mempercayai adanya TUHAN...
Ini adalah paradox yang penuh dengan banyolan...
Tarik ulur emosi lewat propaganda SARA yang membosankan
...
Semakin panas serupa CENTURY dan BLBI yang tiada berkesudahan...
Jika sudah berhadapan dibelakang layar bersiaplah pembantaian...

Sebagai manusia bijaksana...
Tidak seharusnya emosi mudah dipermainkan kata-kata...
Walaupun bengisnya kata dibandingkan senjata...
Fitnah bertopengkan suatu kaum dapat menghunus pertumpahan darah dalam realita...

Manusia baik tidak seharusnya menjadi bidak...
Dan hidup didalam egoisme yang terbawa dalam kotak-kotak...
Yang akhirnya mengerak...
Pemicu pertumpahan darah nyawa tak berdosa seperti sudah TIDAK PUNYA OTAK...

Singkawang


Tanah kelahiranku...
Tanah Jaya Emas Gemilang Sang NAGA leluhurku...
Dibawah panji sang saka merah putih kami berdamai dalam bingkai persaudaraan tidak sekedar membisu...
Perbauran harmonisasi mengalir didarahku, didalam jiwa dan ragaku...
Ber
sikap layaknya Garuda dalam rahim leluhurku...

Ukiran persatuan yang terpampang dalam harmoni seni TIONGHOA , MELAYU dan DAYAK...
Cerita legenda yang menguak...
Persahabatan yang kental , yang sulit terungkap kata-kata...
Lewat simbolisasi para leluhurlah kita dapat mengenal kita punya karakter jiwa...

Bhineka Tunggal Ika bukan hanya simbol belaka...
Berwujud nyata di Kota Singkawang tercinta...

Memperingati Hari Anti Korupsi & HAM (9 Desember)

Ini adalah hari dimana Para Aktivis Hak Asasi Manusia mengangkat muka...
Dengan mengulik kasus - kasus kemanusiaan dia bekerja...
Tapi hanyalah kasus ternama saja..

Yang lain lupakan saja...

Adakah para aktivis HAM peduli terhadap konflik yang dicipta sang TUAN Hak Asasi MANUSIA ???
Beranikah berkata Kampanye Demokrasi dan Hak Asasi Manusia NATO telah membunuh banyak Manusia di Asia dan Afrika ???
Dengan jadikan militerisasi alat berkata - kata...
Penegaka
n HAM diatas bangkai manusia kelas tiga...


Di Indonesia...
Entah kenapa KOMNAS HAM serupa dengan Departemen Agama...
Jadikan konflik manusia alat mencari nama...
Bukan menjadi penerang diantara muka SARA...

Sentimen pekat sangat terasa...
Jika bicara soal "Keyakinan" Agama dan Ham serupa anjing gila...
Saling tunjuk dan saling membenarkan keangkuhanya...
Sedang khalayak terbiasa mandiri tanpa kalian pendusta...

Dari berbagai kasus kalian serupa memoles lipstik belaka...
Jadikan HAM dan AGAMA alat melacur mencari lubang kenikmatan dunia...

Anekdot Prestasi Rezim Bedebah



Teatrikal drama lakon para penghuni Istana...
Berbicara statistik kemajuan bangsa ???
Ketika setiap helai nilai berkata...


Kemiskinan berkurang serupa laju kematian rakyat miskin meningkat merata...
Cadangan Devisa Tinggi serupa laju kencang kematian para TKI berkalung kabar ke Istana...
Rasio Hutang Turun serupa laju Realita Hutang meningkat tiada kira...
Utang IMF Lunas serupa Kamuflase Ista
na berkalung Anjing para Bankir Di Dunia...

Anggaran pendidikan naik serupa tingkat populasi kesulitan akses ditengah kemajuan Internet yang sudah menggila...
Jumlah pengangguran menurun serupa kamuflase perbudakan dalam kontrak tanpa jaminan semestinya...
Pelayanan kesehatan gratis serupa para Babi - Babi berkampanye slogan "Gratis" , Ini Jelas sudah Gila !!!

Cinta Sejati


Kubuat kisah sahaja dalam rima penuh cinta...
Tidak serupa dengan cerita picisan penuh air mata...

Jerit histeris tiada berguna...
Ini bukan cerita cinderella...

Dengan keajaiban sepatu kaca...
Bukan juga kisah ROMEO dan Juliet yang melegenda...

Cinta adalah semesta...
Rumusanya, tidak harus dua sejoli yang sedang menjalin hubungan mesra...
Serupa Genghis khan merumuskan cinta pada kaumnya...

Dengan torehan darah romantis disetiap pembantaian atas nama cinta terhadap martabat kaumnya...

Serupa Jendral Soedirman merumuskan cinta dalam taktik gerilya...
Tercermin dari tulusnya tangan-tangan yang memapahnya...

Serupa Bung Karno merumuskan cinta dalam setiap orasinya...
Sehingga setiap dari kita terpanggil memekik MERDEKA!!!

Serupa Dalai Lama merumuskan cinta dalam segala ucap dan perilaku sehingga tidak ada diantara kita menemukan cela...

Cinta adalah rumusan kalkulus semesta...
Matipun menjadi humus menumbuhkan spirit didalam jiwa...

Cinta bukanlah kata para pemuja nafsu asmara...
Dimana cinta universal dimasukan dalam teralis neraka...

Setia hanya dusta belaka...
Ketika kemunafikan dianggap hal biasa...

Rima dan Aku


Rangkaian rima ini terjalin karena sebuah cinta...
Berbentuk idealisme dalam berkarya...
Tidak peduli orang mau mencaci atau memuja...
Karena RIMA-ku akan terus melaju lantang bersuara...


Mengungkapkan ekspresi yang terlahir dari luapan rasa...
Fundamentalis radikalis dalam mengungkapkan propaganda...
Suplemen hagemoni orasi serupa Firaun ketika dibungkam oleh Musa...
Pasca penghancuran berhala...


Jadikan orasi senjata penggerak massa...
Ketika semua bungkam atas Tirani Gila...
Orasilah yang menyangkal semua dogma...

Serupa Buddha menyangkal dogma pemuka Brahmana...
Serupa Yesus menyangkal dogma pemuka yahudi dalam kasih serupa Maria...
Serupa Muhammad menyangkal segala dogma pemuka agama di jazirah saudi arabia...

Orasilah yang mendobrak kekolotan dengan kata-kata...
Manuver pandangan dari jiwa , bentuk perlawanan atas ketertidasan di setiap luka...

Dogma meracuni yang mengakar membuat terlena...
Membenarkan segala kebejadan karena dipandang sudah biasa dan terbiasa...
Kata - katalah yang menjadi artileri ampuh menghancurkan kebekuan yang mematikan kebebasan jiwa...
Dari kata-kata terkumpulah kesadaran dan massa...

Terkumpulah kubu-kubu penentang tirani buta...
Terjadilah Gerakan Kesadaran Massa...
Kesadaran membebaskan jiwa dari keterkukungan romusha...
Kesadaran untuk MERDEKA...

Persetan dengan segala teatrikal basi Istana dan konspirasi Dunia...
Lewat ini kutorehkan semua rasa...
Lewat ini ku ungkapkan pada khalayak arti pentingnya kata-kata...
Jangan diam, lantanglah bersuara...!!!

Dari kertas, dinding, ataupun dunia maya...
Segalanya bermakna...
Sebarkanlah walau hanya satu kata...

"MERDEKA"

POWER OF THE DREAM


Malam kuberjalan sendiri,mengarungi mimpi...
Ketika banyak sepasang mata terlelap menyendiri,dibalik bilik-bilik...
Kulalui bayang-bayang imajinasi,dari realita sampai halusinasi...
Kutelesuri satu persatu jari jemari,mimpi yang berkalungan para pemabuk...

Khayalku membiusku dalam fatamorgana...
Serupa IMAJI orang besar seperti Gajah Mada...
Ketika orang sibuk memperdebatkan mimpinya...
Sedang aku sibuk 
menjadikan mimpiku sebuah realita...

Aku mabuk dalam khayal para musafir cinta dipadang samsara yang mengerak...
Tiada peduli cibiran para pembentak...
Aku berpasrah tiada mengelak...
Dengan kokoh menantang khalayak...

Bunga tidur yang jadikan bangsa tertindas bangkit dalam realita...
Ketika mimpi direalisasikan dalam karya...
Persetan olok-olok mereka...
Karena IMAJINASI mulia kokoh atas cinta...

Mengungkap tabir agar terkuak...
Serupa cambukan untuk bertindak...
Bunga tidur memacu orang lebih bijak...
Ketika direalisasikan dalam plafon yang mempersatukan cinta dengan bijak..

1

TUHAN


Sudahlah jangan bicarakan TUHAN pada khalayak jika tidak mau dipertanyakan...
Etika ilmiah jauh berbeda dari jurnal keagamaan...
Ketika bicara Tuhan pada khalayak bisakah kau argumentasikan...
Atau hanya batas imajinasi sambil mengutip cuplikan ayat siaplah terima argumen balasan...


Tapi apa mau dikata emosi ego selalu jadi bahan pembenaran...
Tidak mau menerima siap menerima pentungan...
Percuma bicara TUHAN
dan Agama pembawa perdamaian...
Kalau tingkah pemeluknya berlawanan...

Percuma argumentasi mentah terus di hembuskan...
Manusia itu serupa dalam hutan diantara pepohonan...
Jadikanlah pelajaran bukan hujatan...
Biarkan nurani perlahan berjalan...

Menyusuri luasnya samudra Ilmu pengetahuan...
Yang kata-kata tidak bisa ungkapkan...
Yang semua huruf tak bisa menceritakan...
Hanya spiritualitas yang dapat membaca keagungan...

Teraplikasi dalam perbuatan yang penuh kebajikan...
Tanpa membuang waktu dengan IMAJINASI perdebatan akan TUHAN...
Arena sempit tersangkal keterbatasan menguraikan argumen pengetahuan...
Karena sejatinya Manusia di Bumi hanya sekumpulan titik dalam Alam Semesta , buanglah keangkuhan...

Memory Angkara Nista


Dengan rimaku,kembali kubuka memory dimuka...
Memory luka,telah membusuk bernanah khalayak menganggap sudah biasa...
Semburan lapindo tersangkal berita infotaiment membahana...
Persetan ulama golkar meneror dengan sensasi penuh bencana...

Sehinga setiap perbuatan busuk mereka ditanggung oleh negara...

Lupa BLBI lupa Century , bahkan khalayak lupa segala hal tentang tergadainya NEGARA INDONESIA...
Dengan wilayah terpecah serta berpetak CIA dan Mossad dari Sumatera sa
mpai Irian Jaya...
Sampai Korporasi Samurai dan Korporasi Naga...
Saling berjibaku mengoyak jiwa Sang Garuda...

Entah dimana kedaulatan negara?
Lupa nasib tragis pembunuhan massal martabat dari Malaysia sampa Saudi Arabia...
Entah dimana kedaulatan negara?
Persetan artileri dan diplomasi tiada punya jiwa merdeka...

Bermental penjilat setia adidaya...
Entah dimana kedulatan NEGARA?
Entah dimana kedaulatan NEGARA?
Entah dimana Kedaulatan itu berada...

Diperbatasan negri kita , kita berketergantungan dengan Negri tetangga...
Pemerintah sibuk berkorupsi dengan birokrasi gila...
Pura-pura tidak tahu dan tutup mata...
Diperbatasan RUPIAH tidak ada harganya!
Kalungkan belati ringgit dalam pusara merdeka!

Kusampaikan Rima pada khalayak untuk menolak lupa!
Menolak lupa kita punya cita-cita!

Proklamasi yang mulia,17 agustus 1945 bukanlah ceremony belaka...
Momentum bangsa angkat harga diri punya jiwa...
MERDEKA atau MATI apa sudah menjadi dongeng belaka?
Persetan bambu runcing jika tak punya jiwa merdeka...
Persetan dengan agama jika hanya menina bobokan kita punya jiwa merdeka...
Esensi mulia kita didunia adalah menolak pembodohan dan penindasan merajela...
Bukan malah pencipta angkara dan bara...

Menjerumuskan khalayak dalam nista...

Jangan bertanya soal hak asasi manusia?

Kubuat analogi diantara opini transaksi jual beli harga diri...
Serupa kepala babu yang menjual babu kepada kepala babu disebuah negri...
Sebuah citra politis kepada pahlawan devisa...
Ketika nyawa dihargai tak lebih dari kapital angka...


Jangan bertanya soal hak asasi manusia?
Karena terdesak hajat hidup jiwa...
Kepala jadi kaki sudah biasa...
Adakah air mata?


Negara merdeka dalam sistem ROMUSHA.
..
Seolah sukarela padahal ini pemaksaan membawa malapetaka...
Penjualan manusia atas nama negara dalam kamuflase jasa...
Sumbangan devisa lebih besar tak sebanding perlindungan atas nyawa...

Setiap protes terlontar hanyalah buai di angkasa...
Tiada perhatian karena lupa akan makna...
TRISAKTI berdebu di dalam derai air mata...
Serupa para pahlawan devisa yang pulang dengan peti mati sederhana lagi sahaja...

Berkalung memory siksa dan perih dunianya yang serupa neraka...
Paska TRAGEDI heboh sementara , lalu semua lupa dan semua kembali seperti biasa...

Dendam Pembawa Malapetaka Dalam Cita-cita


Ini adalah batas dari segala kesabaran...
Bentuk Angkara menampak kepermukaan...
Serupa HITLER mengangkat kaumnya dari ketertindasan...
Serupa ke-FASIS-an yang dianggap pahlawan...


DENDAM menjadi jawaban...
Serupa kerajaan SINGOSARI hancur dalam perang menghunus persaudaraan...
Serupa NICA membonceng persekutuan...
Ini adalah momentum ketika darah dan bangkai serupa deodoran...
Jadikan polutan mewan
gi serupa hasutan...

Serupa malam GESTAPU dalam teror pembunuhan...
Tak berdosa pun bergelimangan menjadi korban...

Dendamlah sebab pemicu Perang Dunia...
Tragedi KAMI KAZE menghantam Pearl Hambour di pagi buta...
Dendamlah penyebab dunia menjadi gelap mata...
Ketika angkara berkuasa...

Kesabaran patah serupa REFORMASI buta...
Serupa MEDIA terkini bebas berproganda...
Meracuni setiap dari kita melupakan hakikatnya makna MERDEKA...
PERLAWANAN bukanlah DENDAM belaka...

TAPI WUJUD PEMBANGUNAN CITA-CITA...
Serupa Bung Karno "MEMBANGUN INDONESIA SEBAGAI MERCUSUAR DUNIA"...

Hari - Hari

Betapa pekatnya kopi...
Terlalu lama menatapi...
Hangatnya sudah kelewat pagi...
Mungkin aku harus sudah beranjak pergi...

Mengambil koran ditepi...
Sambil berlalu menikmati...
Walau berita basi...
Kadang cukup untuk menjadi referensi...


Percaturan tubuh dan selimut sangat dinikmati...
Walau sudah beranjak ingin kembali...

Ahh !

Mandi dan Gosok gigi...
Mata tetap sayu mengantuk mengutuk tidak mau kompromi...

Sarapan sekedar mengisi...
Usai lantas berjalan dengan bayang-bayang mimpi...
Berpamitan lalu pergi...
Walau diperjalan akan tidur dan sudah pasti...

Inilah Indonesia...


Indonesia...

Simponi negara Indonesia...
Hamparan sawah tanpa batas dipandang mata...
Suara seruling bambu khas sunda...
Di tanah jawa...
Irama jiwa pulau nyawa...
Dalam bunda mengandung nusantara jaya...
Gemah ripah loh ji nawi tanah surga...
Teduh serta rahaja...
Diantara keagungan hyang poros alam semesta... 


Indonesia...
Reinkarnasi angkatan laut Sriwijaya dalam era modernis satelit palapa...
Sumpah berkuasa dan berjaya...
Masa lalu dan masa depan tersaji didepan mata...


Dari rencong masa lalu Cut Nyak Dien menghunus belanda...
Sampai era Silas Papare membebaskan IRIAN JAYA...
Dari serambi Mekkah sampai tanah yang diberkati Irian Jaya...

Sabang-Marauke bersahut khatulistiwa...

Persetan dengan perbedaan jika hanya menjadi alasan perang saudara...

Karena kita bersumpah Bhineka Tunggal Ika...
Bukan atas nama SARA kita saling bersaudara,tapi karena kita INDONESIA...
Cerminan rupa dari berbagai budaya...

Jadikanlah simponi perlawanan Imperealisme Dunia...
Karena kita punya SANG DWI WARNA - MERAH PUTIH yang MERDEKA!

Salam Indonesia


MERDEKA !!!

Birahi


Cuaca tampak mendung...
Hati sedang berkabung...
Dalam khayalan melambung...
Awan putih terpantul dari kaca menggantung...

Suasana tenang...
Dingin mendekap tubuhku merangsang...
Jari jemari menyapu kering...
Uap terhebus dari bibir membasahi dinding...


Mata sayu menikmati deru nafas berdesing...
Dari celah pori-pori air mengalir bening...


Ahh...

Suasana mendekapku dalam hening...
Membawaku berkhayal di istana gading...
Menatap arah dengan kosong..
Lenguhan berirama bergumam nyaring...

Ahh...

Tertarik raga seolah melepas jiwa dari kekang...
Bertinggal peluh tercecer membasahi kening...

Senin, 03 Desember 2012

LOKALISASI,HAM,AGAMA,dan NEGARA


Siklus imajinasi dalam bingkai teatrikal...
Serupa drama simponi para begundal...
Menggebu-gebu dengan binal...
Kepuasan tidak peduli perasaan para sundal...

Dunia dipersempit tak ubah lokalisasi...
Surga durjana memuaskan ambisi...
Kebaikan mana yang entah sedang dicari...
Materi bergelimangan dalam bekap para mucikari...
Kemiskinan menjadi tumbal untuk membenarkan diri...


Andai jendela dunia terbuka...
Akses mata tak terperangkap glamournya sosialita...
Hedonisme membuat buta...

Tidak malu dengan MBOK-MBOK penjual kayu bakar yang sedari dini berjibaku menatap dunia?
Sampai kapan kau zinahi raga?
Jika sudah terinfeksi dan menua, apalagi yang kau tumbalkan atas perilakumu di dunia?

Cih...

Aku heran dengan penggiat Hak Asasi Manusia?
Mucikari dianggap benar atas nama Hak Asasi Manusia...
Ia bela,tanpa memberikan pandangan yang ada dimuka...
Dipermalukan realita lebih baik, dari pada menyesal dibelakangan berkubangan penuh nestapa...

Cih...

Aku heran dengan pemuka agama...
Bukanya memberi pandangan dan topangan atas nama lembaga...
Malah menanamkan benih - benih luka...
Amarah menjadi angkara baru , lantas semakin angkuh tercebur dalam zina...

Cih...

Andai akses dunia,tidak tertutup kemunafikan...
Jadikan kebajikan alasan mencari keuntungan...
Jadikan lahan lokalisasi patron-patron hak asasi dan agama mencari penghidupan...
Sungguh menjijikan...

Dimana NEGARA?
Ketika kamuflase parodi mudah terlihat oleh mata...
Ketika semua terbiasa hidup dalam kemunafikan semata...
Dengan dalih sempit yang sungguh semacam orang BUTA REALITA!

(Inspirasi dari obrolan  dengan Deby Priscilia soal LOKALISASI, HAM, AGAMA, dan NEGARA...)

Euforia


Tenggelam dalam euforia...
Terhanyut dalam fanatisme buta...

Kemenangan jadikan lupa akan diri...
Kekalahan jadikan lupa intropeksi diri...

Serupa perang dengan kemangan penuh pembantaian...
Serupa perang dengan kekalahan penuh kemalangan...

Kita Generasi ORDE BARU dalam mental kekerdilan...
Serupa dalam skenario taktik perang salib dalam tirani Inggris di bawah persekutuan...
Serupa Indonesia tiada ubahnya Malaysia...

Menjadi koloni dalam persekutuan menjadi budak adidaya...

BABY PLAY


Part 1

Luluh lantak dinasti bakrie serupa soros...
Dalam naungan BHIGOT dalam membuat poros...
Sistem RIBA akan mampus...

Bersama dinasti Rotchilds penghamba KAPITALIS NEO LIBERALIS...

Ketika alergi krisis mewabah...
Membuka kesadaran rakyat atas sejarah uang dari kelas atas sampai bawah...
Membuka kedok bopengnya sistem keuangan dunia...
Di mana money laundering adalah hal biasa dan para mafia seenaknya mencetak uang tanpa do
sa...

Dari pabrik rokok sampai narkoba...
Bisnis hanya kamuflase saja...
Colateral tak lebih "BABY PLAY" dalam area bursa...
Hantam kanan-kiri sebuah negara dengan nominal dan angka...

Lempar dosa pada sebuah negara...
Lalu datang menginvasi seolah PAHLAWAN DUNIA...

Serupa dengan tragedi LYBIA...
Rezim digulingkan tanpa tahu racun disuntikan atas nama HAK ASASI MANUSIA...

Cuih...

"GREEN HILTON FOUNDATION" adalah saksi nyata...
Dwi  Founding Fathers melawan mafia dunia...
Perjanjian Ganeva seolah tiada...
Gejala aplikasi nyata mulai terasa...

"Selamat datang krisis dunia"
Semua kebagian merata...
Genggamlah erat kepribadian dalam berbudaya...
Bersikap sederhana akan menyelamatkan dunia...
Jangan serakah jika tak mau termakan alam semesta...

Part 2

Ketika khalayak terbiasa dengan kebodohan...
Adu domba jadi tontonan para TUAN...
Serupa gladiator dalam arena pertaruangan...
Sang Raja asyik dengan anggur dan tertawaan...

Apakah kesadaran?
Jika agama sebagai wasiat tak ubahnya lelucon turunan...
Pasca Tirani memasang teror perpecahan...
Tak ada guna klaim kebenaran Agama dan Tuhan...
Pemuka agamawan jadi hartawan...
Ummat jadi sapi perah penuh kepasrah
an...

Pajak mengalir tanpa tahu rimbanya...
Serupa pecucian uang berubah menjadi RUKO-RUKO taman siswa...
Narkoba jadi BABY PLAY dalam sistem BNN entah kemana diberangusnya...
Cetakan uang PERURI pun jadi BABY PLAY di detiap instansi seolah punya hak mencetak mencipta...

Percaturan hagemoni politik Indonesia...
Terpecah serupa banyaknya Par-Tai memberi warna...
Terpecah serupa korporasi mengkotak tanah-tanah sumber daya...
Jadikan setiap jengkal TANAH AIR adalah OBLIGASI dalam percaturan BURSA...

Cita-cita kemerderkan terselewengkan...
Serupa ceramah pemuka agama par-tai tanpa kebijaksanaan...
Jual ayat jadilah hartawan...
Melihat dengan corong sempit apatis menjerumuskan...

Budaya penindasan adalah hal biasa...
Jadikan negri berhukum rimba...
Garis jelas mana TUAN dan BUDAK terpampang didepan muka...
Ceremony MERDEKA bias bersamaan martabat bangsa...

Part 3

Pengingkaran atas jiwa...
Membara dalam prasangka...
Menyulut angkara...
Entah berakhir kemana...???

Sejarah berkisah dalam prosa...

Roman estetika penuh gejala...
Berbaur dogma...
Jadilah karangan indah dalam kacamata yang katanya realita...

Jadikan alergi dalam berkhidmat...

Semua berkhianat...
Membuat penat...
Diantara si miskin dan si kaya terpisah sekat...

Kapan semua ini kembali...

Dalam naungan cita-cita proklamasi...
jika pengkhianat amanah tak melaku harakiri...
Maling kelas ayam digebuk sampai mati...

Keadilan adalah fatamorgana dalam bingkai...
Tersusun rapih dalam pancasila dan uud 45 serupa barang mati...
Tiada spirit mewarnai...
Anak bangsa sibuk dengan ideologi luar negri...
Sambil beronani filsafat salah kaprah saling membunuhi...
Realis tak lebih dipandang serupa ateis ataupun agnostik dalam belati...

Ini adalah tragedi...
Bhineka tunggal ika serupa memelihara babi...
Ngepet sana sini tiada lagi peduli...
Moralitas dan naluri asal hidup penuh harta mati tiada peduli...

Rakyat miskin sibuk berjibaku...
Tiada lagi berpikir mengadu...
Kaki tangan asal mampu...
Menopang hari dibawah rezim belagu...

Sedang kaum yang mengecap pendidikan...
Tiada ubahnya dengan yang tak berpendidikan...
Walau sadar dalam belenggu penindasan...
Tapi bungkam seolah kebiasaan...

Masa depan masih meraba...
Negara kaya tak membuat dimanja...
Penindasan malah menjadi hal biasa...
Inilah Indonesia...




(Kombinasi)

Sebuah prosa tanpa daya...
Hentakkan orasi dalam kubangan dosa...
Apalah kata...
Perilaku berbeda...

Teriak anti korupsi...
Hidup dalam sunat sana-sini...

Kita hidup dalam fase tanpa etika...
Tuan kesesatan dari segala dogma...
Bicara kebajikan disetiap jeda...

Tangan mencoleng sudah biasa...

(Ghea)

Fase sangat kritis...
Buat hati miris dan teriris...
Kebajikan jadi tragis...
Kebejatan jadi lahan rezeki strategis...
Sudah lama di maklumi...
Dari orba sampai reformasi...
Hukum ejakulasi dini...
Serupa pejabat impotensi...

Ciih!!!


(Vanya)

Skeptis

Mengapa RAKYAT harus mengemis pendidikan ketika pendidikan katanya adalah hak RAKYAT?
Mengapa,air yang mustinya mendapat gratis dijual diliteran aqua dengan tutup pengerat?

Sepenting apa hidup,apabila tidak bisa menjalankan hidup sesuai keinginan?
Harus berkompromi dijalan pasar bebas,mengemis-ngemis pekerjaan?

Sepenting apa dunia yang hanya menghamba pada nilai-nilai ekonomi?
Dimana kebebasan spritual berdiri?

#Persetan

KONSPIRASI

Tidak perlu jauh-jauh berbicara soal konspirasi...
Duduk manis didepan televisi sudahlah kamu temui...
Gambaran dunia luas dikrop setara 21 inchi...
Tidak perlu bicara rumit karena hal sederhana sudah mendefinisi...

"Bapak toksikologi,paracelsus berkata segala sesuatu adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun hanya dosis yang membuat segala sesuatu menjadi bukan racun"

Oh My God !

Konspirasi menjangkit,de
ngan segalanya dibuat OVER DOSIS...
Tanpa kendali menjadi penyakit,menabrak segala budaya luhur yang etis....
Menyebar bisa serupa HEDONIS...
Mubazir adalah hal najis...
Tapi dijunjung katanya MODERNIS...

Konspirasi serupa racun tanpa dosis,
Serupa NERO menghabisi keluarganya dihari sadis,
Serupa secroates mati dengan tragis...
Filsafat dihabisi dengan dibuat over dosis...

Uhh, Racun konspirasi membangun DUNIA BARU...
Dengan canon-canon "New World Order" menyelinap bisu...

Marilah lawan!!! konspirasi dengan konspirasi...
Marilah lAwan!!! Agar tak over dosis meracuni negri...

Serupa BUNG KARNO menantang konspirasi Mafia Dunia...
Dengan menjadikan negri INDONESIA MERCUSUAR DUNIA...
Walau dihimpit HAGEMONI Machiavelli Sicilia...
Pekikan MERDEKA tidak pernah padam diserukan INDONESIA ke seluruh DUNIA...

Janganlah lupakan sejarah...
Atau kita mampus hidup dinegri tanpa arah...
Mengamuk tak jelas penuh amarah...
Serupa reformasi,kita tetap tersesat presiden semakin parah,

Konspirasi serupa dunia dikrop 21 inchi...
Serupa propaganda televisi...

Tebang Pilih Khalayak TOLOL

Ini tidaklah adil...
Hukum hanya terampil jika rakyat kecil di cungkil...
Maling kelas kampung dihakimi sampai mampus jelas terbengkalai situ punya akal...

Nyawa sudah mati lantas siapa yang mau menyangkal ???

Bengis dalam perilaku...

Tapi hanya berlaku pada rakyat yang tak mampu...
Jelas pencundang tak punya malu...

Hey kau !!! 
Ya kau !!!

Yang merasa hakim kuasa ketok palu...
Apa otak anda di dubur dan menjadi batu ???

KORUPTOR kau
biarkan lenggang kangkung...
Walau kau muak hanya makan angin sampai kembung...
Tapi mana suaranya bung ???
Apakah hanya terampil menggebuk mampus maling kampung ???
Sedang dengan koruptor nyali ciut jelas banci berotak kopong... !!!

CIH!!!

Potret najis negriku...
Sebagian rakyat serupa aparat keparat menjadi benalu...
Sampah menjadi hama tak punya malu...
Sudah miskin tertindas rezim belagu...
Tapi kelakuan mirip centeng kompeni dimasa lalu...

~MOTHERFUCKER~

Motivasi

Yo kawan,

Sambutlah hari tiada bertepi,jangan lekas puas songsong mimpi besar tanpa melukai...

Karena mimpi,manusia berarti,janganlah bertanya jika hanya dapat caci maki...

Kadang kita harus sombong.dalam menantang hari...
Busungkan badan bung!,tiada lagi yang mampu untuk menghalangi...

Persetan dengan kata,

Jika tiada mutiara,
Persetan dengan doa,
Jika hanya mengundang bencana,

Rima ini kan kujadikan motivasi,
Hal lebih penting dari ucap MARIO TEGUH karena kita langsung mengalami,
Rima tanpa TUHAN biarkan realis alami,
Campur tangan dogma motivasi tentu pasti MATI...
Rima ini tak serupa ucap Aa Gym jagalah hati tapi menodai...
Rima ini serupa laknat MARX terhadap kaum pasrah di tempat ibadah serupa TIRANI mengangkangi...
Serupa realis meludahi propaganda ILLUMINATI...
Serupa radikalis membombardir PASAR BEBAS HARI ini...

Puaskan hasrat mimpi,
Janganlah takut melangkahi,
Kita atau mereka kelak pasti menjadi bangkai,
Tapi tentukanlah hari ini buatlah berarti,
Serupa kupu-kupu yang hidup hanya beberapa hari...

:)