Senin, 29 April 2013
Marginalisasi Tanah Ulayat - Marginalisasi Pendidikan Masyarakat Ulayat
Ini adalah tragedi kemanusiaan...
Di mana generasi wong cilik terpaksa mengorbankan pendidikanya di atas polemik kampung halamanya yang tidak berkesudahan demi kebutuhan...
Karena keadaan membenarkan...
Pembodohan bertopengkan pendapatan kapital yang memaksa diri mengorbankan kebebasan di atas Tanah Air yang katanya sudah mengecap kemerdekaan...
Sehingga setiap korporasi yang ada...
Menjadikan WONG CILIK sebagai contoh perbudakan di zaman modernisasi mendunia...
Paska TANAH ULAYAT tiada lagi mencipta MASYARAKAT MADANI...
Paska Masyarakat sudah berkalung rantai Kapitalisasi...
Jadikan setiap jengkal perhitungan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta pribadi...
Tiada lagi yang berpikir untuk mendobrak sistem pembodohan massal di IBU PERTIWI...
Korporasi Kapitalis yang terus mengakar di setiap jengkal Tanah Air...
Menggusur TANAH ULAYAT layaknya meniup debu di atas pasir...
Bermodalkan hukum para kacung di tubuh DEWAN serta PEMERINTAHAN yang membanyol soal DEMOKRASI dan HAM di setiap kesempatan menganggap kebrutalan ini "Benar"...
INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN...
"Jadikan Masyarakat tiada lagi mementingkan pendidikan karena di desak kebutuhan..."
INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN...
"Jadikan masyarakat tidak lagi menjadikan guru sebagai tempat pencerahan karena waktu sudah habis terkuras demi memenuhi kebutuhan..."
INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN...
Jadikan Tanah Ulayat hanyalah tinggal kenangan...
Sistem Jahanam kapitalis jadikan tanah kelahiran tempat perbudakan...
"Masyakat serupa paria di tanah airnya..."
"Masyarakat serupa najis di tanah kelahiranya"
INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN DI TANAH AIR YANG KATANYA SUDAH MERDEKA...
Budak Konsumsi & Korporasi Kapitalisme (Simbiosis Mutualisme)
Persetan dengan hagemoni...
ABABIL anjing kapitalisasi...
Coba lucuti setiap peluh buruh di setiap industri...
Budayakan slogan konsumsi di setiap deretan toserba borjuasi...
Paksakan setiap diri menjadi khalayak korban trend walau si miskin hanya berujung berbangga dengan produk imitasi...
Persetan dengan segala slogan nasionalisme fasis di setiap legimitasi...
Hagemoni Tirani telanjangi harga diri...
Pancasila berkepala babi coba definisikan persatuan moralitas di setiap TIRANI...
Paska setiap kalam terdistorsi ambisi...
Paska setiap ideologi terkorupsi di tengah permusyawaratan mucikari berdasi...
Penuhi dengan lendir dan polutan hiasi DAS KAPITAL di bawah kaki...
Jadikan spirit DI BAWAH BENDERA REVOLUSI bernanah di liang dubur penguasa saling bersodomi...
Titipan pentagon dan mossad yang saling bertukar alat kontrasepsi...
Khalayak membisu biarkan persetubuhan di atas Ibu Pertiwi...
"Atas nama KAPITALISME - Atas nama KONSUMSI..."
"Semua terdisplin diam tanpa perlawanan dan aksi..."
"Bumi Kapitalisme"
Setiap
prosa dusta para TIRAN...
Membanyol soal kemajuan ekonomi di setiap muka
kepolosan...
Dimana setiap jengkal tanah adalah milik TUAN...
Dan Hamba
hanya menjadi paria di kampung halaman...
Ouh!
Nestapa di dalam dekapan kalam kapital...
Jadikan setiap waktumu adalah laba barisan nominal ... !!!
Ouh!
Betapa harga diri sudah di tukar limbah dan polutan...
Investasi untuk masa depan... !!!
Bumi hanya di anggap alas tanpa bisa berpendapat soal kebebasan...
Masyarakat sudah sangat disiplin membudayakan "konsumsi" tiada
kewarasan...
Kisah ke-Indahan Alam Semesta hanya tinggal menunggu jadi kenangan...
Serupa menunggu Jam Pasir untuk di balik haluan...
Kisah ke-Indahan Alam Semesta hanya tinggal menunggu jadi kenangan...
Serupa menunggu Jam Pasir untuk di balik haluan...
"Kepolosan Sang Bocah Adalah Gambaran Keluhuran Dunia"
Ingatkah kita...
Di mana keluguan adalah hari-hari kita punya rupa...
Tiada memahami apa dan kenapa...
Hanya memandang hari-hari penuh kepolosan tanpa dosa...
Jika bersedih tidak tau harus bagaimana...
Jika bahagia tidak tau harus melakukan apa...
Di saat gelap mencari pelita...
Di saat sendirian ingin bersama...
Kadang saudara kita tidak semua bernasib sama...
Di balik tirai dunia, ada kaca rupa...
Di saat gelap membiasakan diri...
Di saat sendirian mencoba mandiri...
Jika bersedih tiada peduli...
Jika berbahagia tiada memiliki...
Tiada keluguan...
Hanya ada keberanian...
Tiada kepolosan...
Karena dosa sudah berlarut dalam pupusnya keluhuran...
Sejatinya kita bercermin dalam rupa...
Jika diri tidak mampu melihat pribadi punya rupa...
Lihatlah rupa anak-anak dalam memberi warna...
Karena warna mereka gambaran keluhuran DUNIA...
AGAMA di OBRAL - AGAMA jadi SUNDAL
Agama di obral ...
Sudah tiada lagi sakral ...
Agama hanya jadi sompral ...
Pelacur politik para sundal...
Sumpah terhadap TUHAN...
Hanya jadi guyonan...
Para TIRAN menggilir kekuasaan...
Demi kenyangkan perut dan melampiaskan birahi selangkangan...
Agama dan Tuhan...
Hanyalah alasan...
Di tengah persetubuhan...
Ataupun di tengah persengketaan...
Hagemoni nista...
Dibalut kain kaffan agama...
Bernisankan nama TUHAN...
Di atas pemakaman...
Hati Nurani Telah Mati...
Tiada duka TUAN dan HAMBA karena sibuk penuhi birahi ambisi...
Aku dan Kamu - Hari ini dan Untuk Selamanya
Semerbak harum asmara bergejolak didalam dada...
Ditaman sari surga sang purnama...
Merangkul kata-kata cinta dalam setia...
Biasakan dua hati satukan dalam gerakan jiwa...
Berlumuran cahaya bulan membuka pelita...
Jauhkan prasangka hanya ada percaya...
Cinta membuat buta diantara kita...
Tapi kita bahagia...
Saling melengkapi seperti siang dan malam tanpa jeda...
Tiada bertengkar kuasa sampai waktu bertiup sangkakala...
Aku cinta kamu dan kamu cinta aku sudah satukan saja rasa...
Dalam ikatan suci semegah nirwana...
Terlihat sederhana namun kenikmatan tiada tara...
Memadu kasih cinta sampai berkalung nisan hanya meninggalkan ceria...
Aku dan Kamu menari dan bernyayi suka cita...
Biarkan alam semesta menjadi saksi kita membingkai Rumah Tangga menuju keabadian bahagia selamanya...
Kemanusiaan Dan Religius Hipokrit
Senja di kala genggaman binasa...
Ditengah pecandu berlomba meniupkan sangkakala...
Membaca kalam TUHAN tafsirkan SURGA dan NERAKA...
Di saat jiwa berlumuran air raksa dan sperma...
Jadikan setiap podium dakwah adalah tumpukan bangkai borjuasi singasana kuasa...
Putar otak demi menjilat penguasa...
Jadikan setiap doa doktrinisasi "AMNESIA"...
Jadikan OPORTUNIS basi satrio piningit di ujung senja..
Sekumpulan apatis...
Patriot naif diujung kalam idealisme dan realisme sakit para kaum pengidap oportunis...
Di setiap moncong penggiat pluralisme bergaya hedonisme narsis...
Coba tafsirkan kemanusiaan dengan dalil antagonis terhadap RELIGIUSME MODERNIS...
Persetan dengan segala lakon yang tertawakan surga dan neraka dalam balutan prasangka...
Jadikan BRAHMA kisah lelucon para batalyon pemuka munafik Agnostis dan Ateis yang tertawa di atas warisan patriot spiritual serupa Sidharta, Jesus dan Muhammad di tengah mabuk air raksa dan sperma...
Tawarkan kecap nihilisme basi pemuja liberalisasi disetiap TIRAN yang ada...
Serupa membaca das kapital di tengah perkebunan ganja...
Serupa slogan kemanusiaan di tengah prasangka sentimen SARA...
Ludahi semua wacana yang setiap perdamaian di hitung kapital dan citra...
Genggamlah kebajikan walau terhina...
Karena kita berdiri di tengah Kemanusiaan dan Religiusme HIPOKRIT merajalela....
Minggu, 14 April 2013
Sang Orator Ulung Yang Hilang (Sang Tauladan)
Diatas podium singasana dekade 60-an...
Teriakan Sang Orator masih saja menggema...
Disetiap Radio - Radio perjuangan...
Tiada padam oleh konspirasi kudeta...
Ketika Indonesia dilecehkan Negri Jiran...
Ketika Negri Jiran sudah tidak tahu diri...
Bersedia menjadi sekutu NEKOLIM dalam mengkoloni persemakmuran.
Di perbatasan Ibu Pertiwi...
Sang Orator Berorasi :
Kalau kita lapar itu biasa...
Kalau kita malu itu juga biasa...
Namun kalau kita lapar atau malu itu karena Malaysia , kurang ngajar !!!
Kerahkan pasukan ke Kalimantan hajar cecunguk Malayan itu !!!
Pukul dan sikat jangan sampai tanah dan udara kita diinjak-injak oleh Malaysian keparat itu...
Doakan aku , aku kan berangkat ke medan juang sebagai patriot Bangsa , sebagai martir Bangsa dan sebagai peluru Bangsa yang tak mau diinjak-injak harga dirinya...
Serukan serukan keseluruh pelosok negeri bahwa kita akan bersatu untuk melawan kehinaan ini...
Kita akan membalas perlakuan ini dan kita tunjukkan bahwa kita masih memiliki Gigi yang kuat dan kita juga masih memiliki martabat...
Yoo... Ayoo... Kita... Ganjang...
Ganjang Malaysia !!!
Ganjang Malaysia !!!
Bulatkan tekad...
Semangat kita badja...
Peluru kita banjak...
Njawa kita banjak...
Bila perlu satoe - satoe !!!
Kini...
Apa NASIONALISME itu sudah basi ???
Atau hanya dianggap slogan tanpa arti...
Jadikan nasionalisme hanya diartikan membeli produk dalam negri...
Sang Orator dahulu berani berkata "Ganjang Malaysia" !!!
Kalau sekarang hanya ada kumpulan barisan pecundang dalam arti sebenarnya...
TKI diperkosa...
TKI diperlakukan setara binatang...
TKI dianiaya...
TKI harga dirinya diobral dan dilelang...
Pulang datang dengan peti kematian...
Duka Cita ceremony untuk Pahlawan Devisa...
Kebodohan...
Merajalela...
Percuma ada negara...
Jika tidak bisa melindungi Rakyat punya nyawa...
Percuma ada presiden dan wakil presiden...
Jika semua tidak bisa menjadi tauladan...
Percuma ada wakil rakyat...
Jika tidak bisa merealisasikan suara rakyat...
Percuma ada HUKUM...
Jika keadilan langka dan dibungkam...
Potret Diri
Inilah diriku...
Inilah potretku...
Gadis kecil yang selalu tersenyum sepahit apapun hidup itu...
Karena bagiku senyuman adalah semangatku...
Berbagi bahagia walau derita sedang menimpaku...
Sejak kecil aku sudah terbiasa dicaci maki...
Tiada dianggap dan tersisih...
Bukan berarti karena aku tidak bisa membalas segala sakit hati...
Tapi dari sini aku berlatih...
Didunia ini kalau bukan diri kita sendiri...
Memulai hari dan menatap esok hari nanti...
Mau berharap pada siapa selain nurani...
Aku sudah terbiasa dengan segala perih luka di hati...
Aku berharap derita ini semua berarti...
Menjadikan aku gadis yang mandiri...
Hidup dikaki sendiri...
Anak gadis yang bisa membahagiakan orang tua sampai nanti...
Sampai senja menutup hari...
Untukmu Guru
Kapur putih yang menodai tubuhmu...
Tidak merusak keagunganmu...
Sikap tulusmu ketika amarah menguasaimu...
Tidak pernah tergores tamparan luka dihati para muridmu...
Engkau hujani para anak didikmu dengan nilai-nilai baru...
Setiap fase pertumbuhan kelas muridmu...
Engkau ajarkan rupa pengalaman hidupmu...
Aku menggoresnya dalam sikapku...
Memandang luwes serupa bambu...
Aku tidak pernah goyah karena petuahmu...
Guruku...
Kabar sapa walau waktu tiada bertemu...
Tauladanmu tergores dalam jiwaku...
Sejatiku adalah pengalamanmu...
Walau rupa jarang terlihat mataku...
Alam semesta melukiskan ajaranmu...
Abadi terekam dalam waktu...
Bersama angin yang berderu...
Di jiwaku...
PARIA ( Polemik PT REKI VS Petani Jambi di sumatra )
Tumpah ruah baku hantam sengit tersaji dibalik mata media...
Petani Jambi tertindas PEMERINTAH hanya diam saja...
Polemik PT REKI dengan Petani Jambi di sumatra...
Pasca investor asing jadi tuan dan rakyat jadi paria...
Hagemoni Inggris atas singasana di istana...
Jadikan bangsa kasta tidak berharga...
Rumah-rumah petani dibakar oleh saudara sebangsa berlabel polisi hutan tidak punya rasa...
Membiarkan diri jadi budak INGGRIS berkalung Istana Negara...
Paska PANGERAN CHARLES datang bagai bangsawan besar banyak jasa...
Paska PANGERAN CHARLES datang bagai bangsawan besar banyak jasa...
Berjasa menghunus pedang ke dada Sang Garuda...
Ditengah TOLOLISASI yang bercampur ke-BIADAB-an yang merajalela dari Istana Negara...
Sampai ke akar - akar Masyarakat biasa...
Sampai ke akar - akar Masyarakat biasa...
"ODE Untuk Seorang Ibu"
Di hari yang mencengkam...
Dimana para petani jambi dibungkam...
Serumit problem tragedi wong cilik dalam genggaman para jahanam...
Ketika negara mengkhianati amanah sebagai Imam...
Rima ini kuciptakan untuk seorang Ibu dalam melawan Bungkam ketidak pedulian...
Melawan TIRANI berkoalisi Investor Asing yang bersetubuh cecunguk bangsa budak para Tuan...
Gemuruh tembakan SPORC bersautan tak membuat gentar...
Hati sang Ibu tetap tegar...
Menerjang dan berorasi melawan para budak asing dengan sabar...
Menyulut peka hati yang mendengar...
"Hei kalian budak-budak investor.
Manusia tak punya hati.
jangan kira kami takut mati.
Kalian lihat padi yang kami tanam.
Kami bisa hidup tanpa beras sumbangan.
Kami bisa berdiri tanpa uang luar negeri.
Tanah ini akan kami pertahankan.
Tanah yang terampas akan kami ambil kembali.
Akan kulahirkan seribu generasi untuk rebut kembali Kemerdekaan Negeri.“
Mati bukanlah lagi jadi soal apa...
Ketika harga diri dan martabat lebih berhaga...
Sang Ibu mengajarkan pelita...
Ditengah gelap menyelimuti negri kita...
Yang lebih bangga menjadi babu adidaya...
Tidak bangga apabila berdiri dikaki sendiri kita punya jiwa...
Rima ini kucipta sebagai bentuk kebanggaan tanpa jeda...
Ucap haru dalam gemuruh jiwa muda yang rindu sikap heroik seperti beliau diujung senja...
Beliau adalah wanita...
Sekaligus Ibu yang mengajarkan kebanggaan kita punya jiwa...
Aktivis Hipokrit
Segala peristiwa hanya dikemas dalam pandangan layar 21 inci...
Katanya kritis tapi setiap argumen pesanan orang dibalik layar televisi...
Sampai kapan para intelektual sibuk beronani ???
Ketika setiap pekatnya kopi tiada lagi mengembalikan semangat nurani...
Hanya menciptakan kemalasan sampai di senja hari...
Lantas apalah gunanya membuka mata ini...
Ketika kesadaran tiada dipakai lagi...
Kebisingan di pagi hari...
Penuhi langit dengan polutan warna-warni...
Sampai pesta DEMOKRASI dalam genggaman borjuisme tidak punya hati...
Dimana setiap citra dibangun diawal kuasa sedangkan ditengah sampai akhir kuasa mencekik tiada henti...
Hiruk pikuk aktivis hari ini...
Serupa kamuflase televisi 21 Inci...
Dimana setiap teriakan orasi Anti Imprealisme asing dalam balutan kenyaman MCD dan CFC sampai SEVEN ELEVEN memadu cerita aktivis terkini...
ABUSE
Jika realita kebusukan tersaji didepan muka....
Hanya berkalung dusta para pejabat hipokrit dari bawah sampai istana...
Ketika mata pisau waktu hampir memutus waktu berkuasa...
Jualan kecap sampai mampus mulut berbusa...
ABRI masuk desa ketika ORBA kini Jendral bernyali dibawah hansip berslogan TURBA...
Ketika DEMOKRASI berupa partai DEMOKRAT diakhir senja...
Penuh NODA skandal keluarga...
Uang liar dibalik puri - puri KEPARAT para PARTAI pendosa...
Dimana mengaku "salah" terasa berat diakui kata...
Serupa wajah ORBA dengan BLBI riuh rendah dan terus begitu saja...
Serupa wajah REFORMASI dengan CENTURY yang tiada akhirnya....
Fuck The Government
Beranjaklah kaki...
Jangan biarkan membusuk di dalam ironi...
Ketika prasangka menjamur di setiap hari...
Jadikan kebenaran layaknya virus yang dianggap khalayak halal untuk mati...
Persetan dengan filisofi...
Jika kelakuan rakus bagaikan BABI...
Persetan dengan analogi...
Jika setiap realita di anal dan di manipulasi... !!!
Sistem HIPOKRIT , ciptakan masyarakat PAILIT , dalam lingkaran pemerintahan SAKIT...
Sick My Gov !!!
Paska setiap pena dihitung per kapital...
Paska ILMU layaknya KONTOL yang disombongkan setiap jengkal...
PUASKAN keangkuhan seolah diri paling luar biasa !!!
Ketika khalayak berdiam diri dalam ke-TOLOL-an sembari menunggu BINASA !!!
Negara rahaja hanya ada di liang dubur penguasa !!!
Persetan dengan sopan santun jika merampok dan memperkosa itu dianggap biasa !!!
Selama RAKYAT dijadikan paria diatas tanah airnya...
Mulut nista ini tidak akan berhenti bersuara !!!
Fuck The Government !!!
Langganan:
Postingan (Atom)