Spirit proklamasi semakin berkarat di dalam jiwa bangsa Indonesia...
Pasca pancasila tersisihkan dalam setiap wacana...
Serta dalam mewujudkan rupa bangsa...
Pasca pancasila hanya menjadi hiasan di setiap ceremony di setiap mimbar-mimbar politisi membanyol soal agenda bangsa...
Spirit proklamasi sudah jarang terdengar di bilik-bilik kampung dan kota...
Hanya ada pesta pora dan foya-foya...
Hanya ada kebahagiaan semu bernama hedonisme di setiap muka...
Hanya ada luapan kesenangan tanpa ada nyali di jiwa...
Untuk menolak segala bentuk penindasan di atas kertas proklamasi merdeka...
Spirit proklamasi kini hanya tersimpan sebagai arsip di perpustakaan negara...
Hanya di buka ketika agustus tiba...
Setelah itu semua kembali hening dan lupa...
Bahwasanya negara merdeka bukan hanya sekedar memiliki simbol negara...
Melainkan negara merdeka adalah di mana masyarakat berkeadilan dan makmur sejahtera...
Tiada ada lagi sekat miskin dan kaya...
Tiada ada lagi sekat minoritas dan mayoritas mengumbar sompral adu domba konflik SARA di mana-mana...
Semua buat Semua...
Bhineka Tunggal Ika...
MERDEKA !!!
Rabu, 14 Agustus 2013
TIRAI
Hanya torehkan benci tanpa dalil terarah...
Sehingga acap kali di setir kesana kemari seperti sapi perah...
Lupa diri bahwasanya bangsa sedang dibuat miskin lagi bodoh dan semakin parah...
Sudahi saja bicara moral...
Di negara haus akan anal...
Ketika setiap sistem yang ada hanya di cipta untuk kepentingan penguasa binal...
Di mana setiap pejabat adalah pelacur penjilat bokong korporasi bertopeng pemilik modal...
Ketika setiap subsidi di amputasi dengan manipulasi...
Atas nama kompensasi...
BLSM tidak lebih serupa opera mini...
Jadikan RAKYAT hanya serupa icon dengan seleksi sesuka hati...
Tiada standarisasi karena intinya hanya ingin agar dana bisa dikorupsi...
Cobalah renungi...
Semua hanya drama untuk saling menutupi...
Setiap kebejadan di balik tirai...
Tirai bernama hagemoni opini...
Betapa Bodohnya Kita
Ketika setiap jemari mengukir asa di roda zaman penuh bercak darah dan air mata...
Ketika setiap jemari torehkan tinta di atas tumpukan kertas sejarah penuh bercak nanah dan luka...
Di mana setiap putaran roda harapan bercampur keputus asaan...
Di mana setiap lembaran mimpi bercampur ketidak percayaan...
Hanya mendapat kesakitan...
Keterpurukan...
Dan Keterasingan...
Mata tiada lagi memantulkan cahaya...
Ketika pelita padam tertelan dinginya kesendirian dalam merajut asa...
Mata tiada lagi mampu memandang asa...
Ketika setiap benang rajutan asa dalam genggaman tertelan gelapnya hampa...
Ahh...
Betapa bodohnya menaruh cita-cita di tengah noda...
Ahh...
Betapa bodohnya menaruh cita-cita di tengah gelap gulita...
Betapa Bodohnya Kita...
Ketika setiap jemari torehkan tinta di atas tumpukan kertas sejarah penuh bercak nanah dan luka...
Di mana setiap putaran roda harapan bercampur keputus asaan...
Di mana setiap lembaran mimpi bercampur ketidak percayaan...
Hanya mendapat kesakitan...
Keterpurukan...
Dan Keterasingan...
Mata tiada lagi memantulkan cahaya...
Ketika pelita padam tertelan dinginya kesendirian dalam merajut asa...
Mata tiada lagi mampu memandang asa...
Ketika setiap benang rajutan asa dalam genggaman tertelan gelapnya hampa...
Ahh...
Betapa bodohnya menaruh cita-cita di tengah noda...
Ahh...
Betapa bodohnya menaruh cita-cita di tengah gelap gulita...
Betapa Bodohnya Kita...
Masyarakat Sapi
Persetan dengan segala argumentasi...
Ketika setiap kata hanyalah lobi-lobi...
Titipan pesanan jual beli hagemoni...
Para hamba sahaya koloni pasar bebas terkini...
Coba menafsiri logika memakmurkan negeri...
Dengan sistem ala kompeni...
Menggadai tanah air dengan akte berupa obligasi ke pasar gelap machiavelli...
Hanya memikirkan "Fee" bukanlah tentang BERDIKARI...
Jadikan setiap jengkal "Hallal" bagi korporasi jadikan IBU PERTIWI lobang sodomi...
Sudah tiada lagi harga diri...
Semua hanyalah manipulasi...
Pembodohan tersistem tanpa celah untuk mampu di obati...
Mendoktrin RAKYAT serupa SAPI...
Yang diperah malah minta lagi...
T.O.L.O.L
Ketika setiap kata hanyalah lobi-lobi...
Titipan pesanan jual beli hagemoni...
Para hamba sahaya koloni pasar bebas terkini...
Coba menafsiri logika memakmurkan negeri...
Dengan sistem ala kompeni...
Menggadai tanah air dengan akte berupa obligasi ke pasar gelap machiavelli...
Hanya memikirkan "Fee" bukanlah tentang BERDIKARI...
Jadikan setiap jengkal "Hallal" bagi korporasi jadikan IBU PERTIWI lobang sodomi...
Sudah tiada lagi harga diri...
Semua hanyalah manipulasi...
Pembodohan tersistem tanpa celah untuk mampu di obati...
Mendoktrin RAKYAT serupa SAPI...
Yang diperah malah minta lagi...
T.O.L.O.L
Individualisme - Prostitusi Intelektual
Hari dimana orang-orang tiada ada lagi rasa peduli...
Hanya memikirkan individu dan kroni...
Kami berdiri menantang hagemoni...
Walau berkalung nista dan caci maki...
Karena setiap argumentasi tiada lagi didengar , hanya memikirkan diri pribadi...
Cobalah jawab tantangan kami...
Hanya sisakan buah bibir , lalu ditinggalkan untuk kami lalu pergi...
Inilah bentuk prostitusi intelektual di kaum pencari gelar serupa menumpuk seonggok bangkai dan tai...
Intelektualitas melacur dalam hagemoni pasar bebas...
Ketika setiap kepala hanya dinilai sebagai komoditas...
Untuk diperjual belikan atas nama stabilitas...
Ekonomi Machiavelli dan Politik Hipokrit menajdi dalil melacurkan Intelekutualitas...
Hanya memikirkan individu dan kroni...
Kami berdiri menantang hagemoni...
Walau berkalung nista dan caci maki...
Karena setiap argumentasi tiada lagi didengar , hanya memikirkan diri pribadi...
Cobalah jawab tantangan kami...
Hanya sisakan buah bibir , lalu ditinggalkan untuk kami lalu pergi...
Inilah bentuk prostitusi intelektual di kaum pencari gelar serupa menumpuk seonggok bangkai dan tai...
Intelektualitas melacur dalam hagemoni pasar bebas...
Ketika setiap kepala hanya dinilai sebagai komoditas...
Untuk diperjual belikan atas nama stabilitas...
Ekonomi Machiavelli dan Politik Hipokrit menajdi dalil melacurkan Intelekutualitas...
Begundal Fasis Dan Aparat Baik Hati
Persetan dengan di kotonomi mayoritas dan minoritas...
Ketika popularitas...
Serta kepemilikan modal di jadikan batalyon canon-canon sesumbar
realitas...
Serupa mitos holocous di atas pentas...
Opera Sabun para
begundal fasis jadikan konflik tidak pernah tuntas...
Serupa pelacur
dolly merangkai definisi moralitas...
Dalam perhitungan kapital laba
persetebuhan amoral seksualitas...
Tidak akan pernah pantas...
Di
tunjukan pada khalayak dalam kepatutan realitas...
Ketika kejujuran
telah di selewengkan , Aparat baik hati hanya ada Hoegeng, patung polisi,
dan polisi tidur sedangkan sisanya benalu dalam pluralitas...
Langganan:
Postingan (Atom)