Kamis, 19 Desember 2013

Negri Para Munafik

Rakyat Indonesia seperti babu dinegaranya sendiri...
Negara Merdeka tapi mindset masih terjajah oleh asumsi sendiri...
Berbangga jadi koeli...
Berbangga dengan upah murah yang tidak sebanding dengan laba korporasi memperkosa Ibu Pertiwi...

RAKYAT INDONESIA itu bangga Ibunya diperkosa...
Malahan Ibunya dijaja toh tiada apa-apa...

RAKYAT INDONESIA itu senang jika Ibunya banyak digilir...
Semakin banyak semakin asik uang mengalir...

Itulah potret negri yang katanya gemah ripah loh jinawi...

Yang dibodohkan dengan dongeng-dongeng NEKOLIM dengan Modal Asing yang katanya dapat memakmurkan Ibu Pertiwi... 
Itulah potret negri yang katanya gemah ripah loh jinawi ...
Dimana rakyatnya berlomba-lomba menjadi koeli Korporasi...

Dusta semua Ceremony-Ceremony yang ada...

Yang katanya Putra-Putri Bangsa mengabdi pada Ibu Pertiwi semua hanyalah tinggal lagu lama...

Rabu, 14 Agustus 2013

MERDEKA !!!

Spirit proklamasi semakin berkarat di dalam jiwa bangsa Indonesia...
Pasca pancasila tersisihkan dalam setiap wacana...
Serta dalam mewujudkan rupa bangsa...
Pasca pancasila hanya menjadi hiasan di setiap ceremony di setiap mimbar-mimbar politisi membanyol soal agenda bangsa...

Spirit proklamasi sudah jarang terdengar di bilik-bilik kampung dan kota...
Hanya ada pesta pora dan foya-foya...
Hanya ada kebahagiaan semu bernama hedonisme di setiap muka...
Hanya ada luapan kesenangan tanpa ada nyali di jiwa...
Untuk menolak segala bentuk penindasan di atas kertas proklamasi merdeka...

Spirit proklamasi kini hanya tersimpan sebagai arsip di perpustakaan negara...
Hanya di buka ketika agustus tiba...
Setelah itu semua kembali hening dan lupa...
Bahwasanya negara merdeka bukan hanya sekedar memiliki simbol negara...
Melainkan negara merdeka adalah di mana masyarakat berkeadilan dan makmur sejahtera...

Tiada ada lagi sekat miskin dan kaya...
Tiada ada lagi sekat minoritas dan mayoritas mengumbar sompral adu domba konflik SARA di mana-mana...


Semua buat Semua...
Bhineka Tunggal Ika...

MERDEKA !!!

TIRAI

Ketika setiap khalayak menumpuk argumentasi serupa menumpuk kotoran sampah...
Hanya torehkan benci tanpa dalil terarah...
Sehingga acap kali di setir kesana kemari seperti sapi perah...
Lupa diri bahwasanya bangsa sedang dibuat miskin lagi bodoh dan semakin parah...

Sudahi saja bicara moral...
Di negara haus akan anal...
Ketika setiap sistem yang ada hanya di cipta untuk kepentingan penguasa binal...
Di mana setiap pejabat adalah pelacur penjilat bokong korporasi bertopeng pemilik modal...

Ketika setiap subsidi di amputasi dengan manipulasi...
Atas nama kompensasi...
BLSM tidak lebih serupa opera mini...
Jadikan RAKYAT hanya serupa icon dengan seleksi sesuka hati...
Tiada standarisasi karena intinya hanya ingin agar dana bisa dikorupsi...

Cobalah renungi...
Semua hanya drama untuk saling menutupi...
Setiap kebejadan di balik tirai...
Tirai bernama hagemoni opini...

Betapa Bodohnya Kita

Ketika setiap jemari mengukir asa di roda zaman penuh bercak darah dan air mata...
Ketika setiap jemari torehkan tinta di atas tumpukan kertas sejarah penuh bercak nanah dan luka...

Di mana setiap putaran roda harapan bercampur keputus asaan...
Di mana setiap lembaran mimpi bercampur ketidak percayaan...

Hanya mendapat kesakitan...
Keterpurukan...
Dan Keterasingan...

Mata tiada lagi memantulkan cahaya...
Ketika pelita padam tertelan dinginya kesendirian dalam merajut asa...

Mata tiada lagi mampu memandang asa...
Ketika setiap benang rajutan asa dalam genggaman tertelan gelapnya hampa...

Ahh...
Betapa bodohnya menaruh cita-cita di tengah noda...

Ahh...
Betapa bodohnya menaruh cita-cita di tengah gelap gulita...

Betapa Bodohnya Kita...

Masyarakat Sapi

Persetan dengan segala argumentasi...
Ketika setiap kata hanyalah lobi-lobi...
Titipan pesanan jual beli hagemoni...
Para hamba sahaya koloni pasar bebas terkini...

Coba menafsiri logika memakmurkan negeri...
Dengan sistem ala kompeni...
Menggadai tanah air dengan akte berupa obligasi ke pasar gelap machiavelli...
Hanya memikirkan "Fee" bukanlah tentang BERDIKARI...

Jadikan setiap jengkal "Hallal" bagi korporasi jadikan IBU PERTIWI lobang sodomi...
Sudah tiada lagi harga diri...

Semua hanyalah manipulasi...
Pembodohan tersistem tanpa celah untuk mampu di obati...
Mendoktrin RAKYAT serupa SAPI...
Yang diperah malah minta lagi...

T.O.L.O.L

Individualisme - Prostitusi Intelektual

Hari dimana orang-orang tiada ada lagi rasa peduli...
Hanya memikirkan individu dan kroni...
Kami berdiri menantang hagemoni...
Walau berkalung nista dan caci maki...

Karena setiap argumentasi tiada lagi didengar , hanya memikirkan diri pribadi...
Cobalah jawab tantangan kami...
Hanya sisakan buah bibir ,  lalu ditinggalkan untuk kami lalu pergi...
Inilah bentuk prostitusi intelektual di kaum pencari gelar serupa menumpuk seonggok bangkai dan tai...

Intelektualitas melacur dalam hagemoni pasar bebas...
Ketika setiap kepala hanya dinilai sebagai komoditas...
Untuk diperjual belikan atas nama stabilitas...
Ekonomi Machiavelli dan Politik Hipokrit menajdi dalil melacurkan Intelekutualitas...

Begundal Fasis Dan Aparat Baik Hati


Persetan dengan di kotonomi mayoritas dan minoritas...
Ketika popularitas...
Serta kepemilikan modal di jadikan batalyon canon-canon sesumbar realitas...
Serupa mitos holocous di atas pentas...

Opera Sabun para begundal fasis jadikan konflik tidak pernah tuntas...
Serupa pelacur dolly merangkai definisi moralitas...
Dalam perhitungan kapital laba persetebuhan amoral seksualitas...
Tidak akan pernah pantas...

Di tunjukan pada khalayak dalam kepatutan realitas...
Ketika kejujuran telah di selewengkan , Aparat baik hati hanya ada Hoegeng, patung polisi, dan polisi tidur sedangkan sisanya benalu dalam pluralitas...

Senin, 17 Juni 2013

Putra Sang Fajar



Ketika setiap pena tidak lagi adil menulis kisahmu... 

Dan... 

Ketika setiap bilik pintu tidak lagi adil membicarakanmu... 

Dan... 

Ketika itu pula Tanah Air kembali terbelenggu... 

Dan... 

Ketika itu pula putra-putri Tanah Air kembali berkalung budak para penipu... 



Tiada lagi orasi MERDEKA dalam realisasi hanyalah ceremony jargon partai tanpa makna... 
Tiada lagi orasi TRISAKTI dalam realita hanyalah ketergantungan modal asing atas nama bangsa... 
Tiada lagi orasi MARHAEN dalam realisasi liberal INDUSTRI menjadikan BANGSA hanyalah sekumpulan nominal dan angka... 
Tiada lagi orasi PANCASILA dalam realita DEMOKRASI mengkebiri setiap suara dalam setiap opsi-opsi nista... 



Indonesia Merdeka... 
Itu dulu... 
Indonesia Jaya... 
Itu lalu.... 

Dimana PUTRA SANG FAJAR menorehkan konsepsi pembembasan... 
Dimana segenap RAKYAT tiada lagi hanya berceremony tanpa tindakan... 
Dimana REVOLUSI menjadi jalan... 
Dimana tidak ada lagi tempat bagi para REFORMIS, KOMPROMIS, dan BLANDIS menebar bahaya laten... 



Kini... 

Indonesia tiada lagi punya nyali... 
Indonesia tiada lagi punya gigi... 
Hanya punya botol kecap dan sompral para politisi... 
Hanya punya kepalsuan dan kebodohan warisan Orde Baru dan Reformasi... 


Kuciptakan RIMA... 
Untuk menolak lupa...

Untuk menolak setiap kepalsuan hagemoni ORBA... 

Aku menolak lupa dengan mengingat, aku punya Bapak Bangsa dengan sekumpulan pemikiranya tentang Bangsa dan Dunia... 
Aku Menolak setiap kepalsuan hagemoni ORBA dengan ingkar, aku tidak mau terikat distorsi-distorsi menghapus ajaran Sukarno atas nama bahaya laten di muka... 

-Putra Sang Fajar-

P A N C A S I L A




Menyambung perihal makna sang Garuda... 
Dalam kalam arit dan Industri jelas tidak akan menemui titik temu seperti halnya membicarakan ego sensitif sekuler dengan agama... 
Hanya mencipta bibit prasangka dan bara berbalut Bhineka Tunggal Ika... 
Karena RUH sudah tiada karena lebih senang beradu domba... 

Kini... 

Nasib bangsa Indonesia sedang dicandra-cengkala-kan... 
Sirna hilang ing kertaning bumi.... 
Kertaning bumi hilang kejayaan... 
Sudah sirna sama sekali... 

Kini... 

Nasib bangsa Indonesia serupa bangsa kecil dan bangsa berpemikiran kerdil... 
Bangsa tugu RONG DEPO sibuk mencari jati diri luar negri tidak percaya bahwasanya bangsa sendiri punya kultur dan skill... 

Menyambung perihal makna PANCASILA... 
Sejatinya kita harus membuka kalam sendiri kita punya kepribadian Bangsa... 
GOTONG ROYONG adalah jawabanya... 
Ho-Lopis-Kuntul-Baris buat kepentingan bersama,amal semua buat kepentingan semua... 

Semua untuk semua... 
Bhineka Tunggal Ika... 
Indonesia pasti JAYA... 
M E R D E K A ! ! !

Distorsi Harga Diri



Mata memandang tiada ada lagi rupa...
Wajah tentram bumi kian buram ditengah para korporasi menjadi TUAN di setiap kepala...

Dalam kepulan polutan , dalam pelukan modal , kapital menjadikan setiap kepala sebagai hamba...
Statistik mengkomando setiap kepala sebagai sapi perah , tiada berotak dengan kontrak dan jaminal sosial beronani demi hidup kian tidak bernurani saja...

Ketika setiap kepala tiada lagi memiliki cita-cita...
Ketika setiap kepala tiada lagi mampu berharap asa...

Mata memandang tiada ada lagi rupa...
Tiada lagi IMAJINASI karena sudah masuk kedalam keranda...

Jadikan setiap kepala sebagai budak atas nama pahlawan devisa negara...
Jadikan setiap kepala sebagai kuli demi statistik kemajuan semu dimuka...

Jadikan setiap kepala adalah nominal kapital , persetan dengan harga diri bangsa karena penguasa hanya mengenal harta dan tahta...
Jadikan setiap kepala adalah kerbau nominal , persetan dengan harga diri bangsa karena khalayak hanya mengenal uang dan keluarga...

DOA




Aku berdoa di dalam setiap bilik kalam menuju nirwana... 
Di setiap altar darma dalam menghadapi prasangka dan duka di atas semua dogma.... 

Aku berdoa di dalam setiap bilik kalam menuju surga... 
Di setiap podium dakwah dalam menghadapi sanjungan dan fitnah di atas semua dogma... 


Aku berdoa di setiap pintu-pintu dengan salam damai dan bahagia... 
Ketika pemilik pintu menguncinya dengan keangkuhan durjana... 

Aku berdoa di setiap makam-makam dengan salam damai dan bahagia... 
Ketika pemilik makam meninggalkan HIKMAH di setiap nisan berbagai rupa...

BANGSA AMNESIA



Pena menuliskan tinta dengan perasan keringat pemikiran...
Ketika nanah sejarah membusuk di singasana sampai ke liang senggama pusara Rakyat Jalata...

Ketika setiap opini hanyalah pion NICA dan sekutunya...
Ketika setiap opsi hanyalah bidak Federal dalam jaring kolonial berwatak firaun jadikan khalayak boneka durjana... 

Pena menuliskan Tinta dengan perasan darah dan air mata...

Ketika bangkai sejarah memarginalisasi Rakyat dari Budaya...
Ketika penguasa mensubsidi Rakyat dengan Air Raksa...
Sesloki infus kapitalisme dalam operasi Neo Liberal memabukkan bangsa dalam lubang tai sejarah bernama AMNESIA...

Tekstualis Masa Kini



Ketika kebenaran serupa fatamorgana...
Di tengah kehausan hikmah berujung pembenaran serupa menyanjung berhala...
Ketika setiap Ilmu hanyalah hasil kesepakatan untuk samakan cerita....
Ketika setiap gelombang kehidupan hanyalah serupa opera sabun sejarah penuh lelucon pemuka agama dan penguasa...

Ketika setiap INTELEKTUAL beronani dengan buku manualnya...

Sehingga setiap definisi tercipta hanyalah hapalan dan khayalan semata...
Ketika stigma hidup terkini tidak lagi berkompromi dengan buku manualnya...
Pola hidup para tekstualis menjadi serupa babi tanpa kepala...

Membabi buta penuh prasangka...
Menyulut dendam tanpa dasar kepada siapa saja...
Berlainan pemahaman siap saling putuskan kepala...
Karena syahwat lebih dikedepankan sehingga mata hati buta pun dianggap biasa...

Fanatisme




Jika aku mengatasnamakan cinta untuk membunuh yang ingin memilikimu sayang ,
Apakah cinta yang salah atau aku ???

Jika aku berdalil dengan menafsiri kitab - kitab suci untuk membenci yang membencimu sayang , Apakah Cinta yang salah atau Aku ???


Cinta adalah dogma dimana batas adalah fatarmogana...
Dimana kata-kata tidak mampu mengukapkan makna sebenarnya...
Lahirlah prasangka dalam mulut penuh tanda tanya...
Sehingga setiap intrupsi hanyalah kiasan pluralisme penuh dusta...

Pasca setiap penilaian serupa memandang dengan egoisme belaka...

Pasca setiap argumentasi di meja serupa riuh bunyi sompral para anjing dan babi buta...

Rabu, 22 Mei 2013

Reformasi atau Re-Posisi

Reformasi sejak dalam kandunganya sudah mati...
Sisakan aktivis sakit hati di bawah kaki dan aktivis borjuis diatas kursi...
Dalam pergelutan posisi untuk menjadi setan berdasi...
Hanya bisa diakhiri dengan REVOLUSI...

Tidak ada Reformasi...

Semua hanya wacana basi...
Hanya ada para aktivis 66 dan 98 melakukan Re-Posisi...
Semua mengatas namakan Rakyat di tangan penuh darah Tionghoa di tragedi bulan Mei...

Tidak ada ulasan...

Hanya ada makian...
Atas nama Rakyat - Atas nama Bangsat dalam kalam para Tuan...
Dengan dalih kebebasan...
REFORMASI melanjutkan penggadaian kedaulatan Bangsa dalam pembunuhan...
Yang nampak santun dan rupawan...

Pesan Untuk Ibu Dan Ayah




Wahai Ibu...

Apalah arti harta jika tanpa cinta...
Temanilah dan dongengkanlah kembali kisah kesederhanaan sahaja...
Di setiap malam tidurku di tengah glamour-nya dunia...

Wahai Ayah...


Apalah arti kerja keras jika tanpa kehangatan keluarga... 
Temanilah dan berkumpulah kembali dalam percakapan ceria...
Di setiap hariku di tengah hiruk pikuk dunia...

Wahai Ibu...

Wahai Ayah...

Apalah arti keluarga jika saling berjauhan dan melupakan...
Apalah arti keluarga jika duniawi menenggelamkan kebersamaan...

Wahai Ibu...

Wahai Ayah...

Aku mencintaimu Ibu...
Aku Mencintaimu Ayah...
Mencintaimu dalam kehangatan kasih sayangmu...
Mencintaimu dalam setiap jerih payah...

Aku mencintaimu...
Aku Mengabdi padamu...

Mabuk Onani Dalam Tafsiri Kalam Semesta


Tuhan dalam dekapan kalam...
Makna hirakri kematian di setiap makam...
Suara parau gagak memanggil harapan tiada kenal padam...
Walau hari tiada kunjung wujud hanya temaram...

Filsafat hidup dengan rupa fatamorgana...
Membaca gejala dengan dalil manual tafsiran sang paduka punya kuasa...
Serupa memahami das kapital dalam mabuk ganja...
Serupa menyiram kitab dengan air raksa...

Pasca Intelektual tenggelam dalam komando oral...
Pasca otak tiada lagi berguna jika tanpa buku manual...

Dimana segala dalil hanyalah tumpukan tinja...

Dimana segala Ilmu Pengetahuan hanyalah hasil kesepakatan korporasi opini politisasi durjana...

Atas nama kebenaran...

Atas nama kemanusiaan...
Atas nama keadilan...
Semua menjadi Tuhan...
Berhala di setiap pemikiran...

Sisakan aku nafas kehidupan...
Wahai hidup berkalung asap menunggu kematian...

Ceremony Filsafat Kompeni



Dimana kedaulatan berdiri di dalam Republik Bunuh Diri ???
Dalam realita masyarakat mati di dalam lumpung padi...

Coba tafsiri hakekat demokrasi bermandikan tinja sejarah mucikari Industri berbicara REVOLUSI...

Kapitalisasi harga diri dalam transaksi pasar bebas berslogan nasionalisme sana-sini coba menjawab skandal karma sendiri...

Negara sudah merdeka dalam Ceremony hari-hari... 
Dalam realita masyarakat berotak kerdil berkalung CIA dan Mossad mendoktrinisasi...
Para kader - kader koloni...
Boneka zombie produk hagemoni berwawasan kolosal perang salib, sekuler, dan Revolusi Industri...
Coba tafsiri hakekat masyarakat adil dan makmur dalam label filsafat produk kompeni...

Republik Bunuh Diri...
Dalam Ceremony Filsafat Kompeni...

Sabtu, 04 Mei 2013

Suara Hati



Haruskah aku berkata...

Jika suara tinggalah hampa...

Di bilik - bilik doa...

Di setiap reruntuhan ratapan duka...


Haruskah aku diam...

Jika diam tinggalah kelam...

Di bawah lampu-lampu temaram...

Di setiap tawa dinding menjulang buram...



Haruskah aku percaya...

Jika dusta adalah biasa...

Jika kemunafikan tiada apa...

Bersikap biasa saja...


Haruskah aku ingkar...

Jika benar adalah tabu ditengah makar...

Jika kebenaran ditabukan untuk ditabur...

Bersikap melawan walau tersingkir...


Terdistorsi Kemunafikan



Statistik comberan...
Pemerintahan setan...
Mensubsidi air raksa...
Birokrasi berhala...

Khalayak Silent Hill...
Berkelamin pelacur Benhill...
Pemuka Agama menjadi TUHAN ababil...
Pemuka Adat tersingkir bagai kerikil...

Budaya mandul...
Media semprul...
Ideologi murahan...
Idealisme karbitan...

Keadilan di pertanyakan...
Hamba dan Tuan dalam perbudakan...
Perbudakkan pembodohan massal yang di anggap kebenaran...

Mitos Tentang Moralitas



Sabda tinggallah kata...
Aplikasi dusta...
Tuan para dogma...
Menggantungkan Logika...
Di dalam sakral penjara...

Distorsi Kawula Gusti dalam sarkem NAZI...
Pasca HAGEMONI janjikan SURGA diatas setiap bangkai...
Di setiap mitos Iman Marduk coba tafsirkan moral REFORMASI...

Ouh... 

Betapa kebebasan terasa semu di tangan para begundal...
Agama di tafsiri dengan watak Abu Jahal...
Di wujudkan serupa Shiwa di setiap sangkal...

Ouh...


Betapa nirwana terlalu belia...
Semakin banyak orang mengaku cinta...
Semakin banyak kemunafikan di atas dusta...
Barisan patriot nasionalisme religius hanyalah abu serupa wujud tanpa kepala...

Garis kehidupan khalayak dalam opsi neo Liberal...
Apakah mampu menafsiri soal MORAL ???

Senin, 29 April 2013

Marginalisasi Tanah Ulayat - Marginalisasi Pendidikan Masyarakat Ulayat




Ini adalah tragedi kemanusiaan... 

Di mana generasi wong cilik terpaksa mengorbankan pendidikanya di atas polemik kampung halamanya yang tidak berkesudahan demi kebutuhan...
Karena keadaan membenarkan...
Pembodohan bertopengkan pendapatan kapital yang memaksa diri mengorbankan kebebasan di atas Tanah Air yang katanya sudah mengecap kemerdekaan...

Sehingga setiap korporasi yang ada...
Menjadikan WONG CILIK sebagai contoh perbudakan di zaman modernisasi mendunia...

Paska TANAH ULAYAT tiada lagi mencipta MASYARAKAT MADANI...
Paska Masyarakat sudah berkalung rantai Kapitalisasi...

Jadikan setiap jengkal perhitungan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta pribadi...
Tiada lagi yang berpikir untuk mendobrak sistem pembodohan massal di IBU PERTIWI...

Korporasi Kapitalis
yang terus mengakar di setiap jengkal Tanah Air...
Menggusur TANAH ULAYAT layaknya meniup debu di atas pasir...
Bermodalkan hukum para kacung di tubuh DEWAN serta PEMERINTAHAN yang membanyol soal DEMOKRASI dan HAM di setiap kesempatan menganggap kebrutalan ini "Benar"...

INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN...


"Jadikan Masyarakat tiada lagi mementingkan pendidikan karena di desak kebutuhan..."

INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN...


"Jadikan masyarakat tidak lagi menjadikan guru sebagai tempat pencerahan karena waktu sudah habis terkuras demi memenuhi kebutuhan..."

INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN...

Jadikan Tanah Ulayat hanyalah tinggal kenangan...
Sistem Jahanam kapitalis jadikan tanah kelahiran tempat perbudakan...

"Masyakat serupa paria di tanah airnya..."
"Masyarakat serupa najis di tanah kelahiranya"


INI ADALAH TRAGEDI KEMANUSIAAN DI TANAH AIR YANG KATANYA SUDAH MERDEKA...