Reformasi sejak dalam kandunganya sudah mati...
Sisakan aktivis sakit hati di bawah kaki dan aktivis borjuis diatas kursi...
Dalam pergelutan posisi untuk menjadi setan berdasi...
Hanya bisa diakhiri dengan REVOLUSI...
Tidak ada Reformasi...
Semua hanya wacana basi...
Hanya ada para aktivis 66 dan 98 melakukan Re-Posisi...
Semua mengatas namakan Rakyat di tangan penuh darah Tionghoa di tragedi bulan Mei...
Tidak ada ulasan...
Hanya ada makian...
Atas nama Rakyat - Atas nama Bangsat dalam kalam para Tuan...
Dengan dalih kebebasan...
REFORMASI melanjutkan penggadaian kedaulatan Bangsa dalam pembunuhan...
Yang nampak santun dan rupawan...
Rabu, 22 Mei 2013
Pesan Untuk Ibu Dan Ayah
Wahai Ibu...
Apalah arti harta jika tanpa cinta...
Temanilah dan dongengkanlah kembali kisah kesederhanaan sahaja...
Di setiap malam tidurku di tengah glamour-nya dunia...
Wahai Ayah...
Apalah arti kerja keras jika tanpa kehangatan keluarga...
Temanilah dan berkumpulah kembali dalam percakapan ceria...
Di setiap hariku di tengah hiruk pikuk dunia...
Wahai Ibu...
Wahai Ayah...
Apalah arti keluarga jika saling berjauhan dan melupakan...
Apalah arti keluarga jika duniawi menenggelamkan kebersamaan...
Wahai Ibu...
Wahai Ayah...
Aku mencintaimu Ibu...
Aku Mencintaimu Ayah...
Mencintaimu dalam kehangatan kasih sayangmu...
Mencintaimu dalam setiap jerih payah...
Aku mencintaimu...
Aku Mengabdi padamu...
Mabuk Onani Dalam Tafsiri Kalam Semesta
Tuhan dalam dekapan kalam...
Makna hirakri kematian di setiap makam...
Suara parau gagak memanggil harapan tiada kenal padam...
Walau hari tiada kunjung wujud hanya temaram...
Filsafat hidup dengan rupa fatamorgana...
Membaca gejala dengan dalil manual tafsiran sang paduka punya kuasa...
Serupa memahami das kapital dalam mabuk ganja...
Serupa menyiram kitab dengan air raksa...
Pasca Intelektual tenggelam dalam komando oral...
Pasca otak tiada lagi berguna jika tanpa buku manual...
Dimana segala dalil hanyalah tumpukan tinja...
Dimana segala Ilmu Pengetahuan hanyalah hasil kesepakatan korporasi opini politisasi durjana...
Atas nama kebenaran...
Atas nama kemanusiaan...
Atas nama keadilan...
Semua menjadi Tuhan...
Berhala di setiap pemikiran...
Sisakan aku nafas kehidupan...
Wahai hidup berkalung asap menunggu kematian...
Ceremony Filsafat Kompeni
Dimana kedaulatan berdiri di dalam Republik Bunuh Diri ???
Dalam realita masyarakat mati di dalam lumpung padi...
Coba tafsiri hakekat demokrasi bermandikan tinja sejarah mucikari Industri berbicara REVOLUSI...
Kapitalisasi harga diri dalam transaksi pasar bebas berslogan nasionalisme sana-sini coba menjawab skandal karma sendiri...
Negara sudah merdeka dalam Ceremony hari-hari...
Dalam realita masyarakat berotak kerdil berkalung CIA dan Mossad mendoktrinisasi...
Para kader - kader koloni...
Boneka zombie produk hagemoni berwawasan kolosal perang salib, sekuler, dan Revolusi Industri...
Coba tafsiri hakekat masyarakat adil dan makmur dalam label filsafat produk kompeni...
Republik Bunuh Diri...
Dalam Ceremony Filsafat Kompeni...
Sabtu, 04 Mei 2013
Suara Hati
Haruskah aku berkata...
Jika suara tinggalah hampa...
Di bilik - bilik doa...
Di setiap reruntuhan ratapan duka...
Haruskah aku diam...
Jika diam tinggalah kelam...
Di bawah lampu-lampu temaram...
Di setiap tawa dinding menjulang buram...
Haruskah aku percaya...
Jika dusta adalah biasa...
Jika kemunafikan tiada apa...
Bersikap biasa saja...
Haruskah aku ingkar...
Jika benar adalah tabu ditengah makar...
Jika kebenaran ditabukan untuk ditabur...
Bersikap melawan walau tersingkir...
Terdistorsi Kemunafikan
Statistik comberan...
Pemerintahan setan...
Mensubsidi air raksa...
Birokrasi berhala...
Khalayak Silent Hill...
Berkelamin pelacur Benhill...
Pemuka Agama menjadi TUHAN ababil...
Pemuka Adat tersingkir bagai kerikil...
Budaya mandul...
Media semprul...
Ideologi murahan...
Idealisme karbitan...
Keadilan di pertanyakan...
Hamba dan Tuan dalam perbudakan...
Perbudakkan pembodohan massal yang di anggap kebenaran...
Mitos Tentang Moralitas
Sabda tinggallah kata...
Aplikasi dusta...
Tuan para dogma...
Menggantungkan Logika...
Di dalam sakral penjara...
Distorsi Kawula Gusti dalam sarkem NAZI...
Pasca HAGEMONI janjikan SURGA diatas setiap bangkai...
Di setiap mitos Iman Marduk coba tafsirkan moral REFORMASI...
Ouh...
Betapa kebebasan terasa semu di tangan para begundal...
Agama di tafsiri dengan watak Abu Jahal...
Di wujudkan serupa Shiwa di setiap sangkal...
Ouh...
Betapa nirwana terlalu belia...
Semakin banyak orang mengaku cinta...
Semakin banyak kemunafikan di atas dusta...
Barisan patriot nasionalisme religius hanyalah abu serupa wujud tanpa kepala...
Garis kehidupan khalayak dalam opsi neo Liberal...
Apakah mampu menafsiri soal MORAL ???
Langganan:
Postingan (Atom)